08 November 2020/JL/24
MENJADI KAWAN SEKERJA ALLAH
Bacaan, 2 Korintus 6 : 1 –
10,
“ 1Sebagai
teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu,
supaya kamu jangan membuat menjadi
sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.”
“Sebagai teman-teman sekerja”, menunjukkan bahwa setiap orang
percaya adalah kawan sekerja Allah. Sebagai milik Allah, kita ada hanyalah
untuk melayani Allah yaitu hidup bagi kepentinganNya. Allah berkehendak
membangun jemaatNya. Melayani Allah dapat kita wujudkan dengan melayani sesama.
Firman Allah menasehati kita untuk tidak menyia-nyiakan
kasih karunia Allah. Tujuan keselamatan adalah berbuah-buah bagi Kerajaan
Allah, bukan sekedar keselamatan pribadi. Kita bisa berbuah-buah bagi Kerajaan Allah dengan hidup melayani sesama serta
membangun dan menguatkan mereka.
Jemaat Korintus tidak bertumbuh dalam kasih karunia dan
pengenalan akan Yesus. Hal ini nampak dalam kehidupan mereka yang mementingkan
diri sendiri, duniawi dan hidup dalam perselisihan, 1 Korintus 3:1-3. Mereka
tanpa sadar sedang hidup menyia-nyiakan kasih karunia. Kasih karunia adalah
kemampuan illahi yang Tuhan berikan kepada setiap kita untuk dapat hidup
melayani. Paulus bersaksi bahwa ia bekerja keras dan sungguh-sungguh karena
pekerjaan kasih karunia, 1 Korintus 15 : 10.
Mengapa hidup mementingkan diri sendiri adalah
menyia-nyiakan anugerah
Allah ? Karena hidup yang demikian akan menghancurkan dirinya sendiri dan
menjauhkan diri dari bahagia dan puas. Selanjutkan gaya hidup mementingkan diri
sendiri tidak memberkati sesama tetapi menjadi batu sandungan. Di dunia akan
kecewa dan ketika menghadap pengadilan Kristus akan kehilangan pujian, pahala,
mahkota dari Tuhan. Mementingkan diri sendiri adalah gaya hidup diperbudak oleh
keinginannya sendiri.
Paulus
memberi teladan bagaimana menjadi pelayan Kerajaan.
a) Ia
sabar bertahan ditengah-tengah aniaya ( ayat 4 – 5 ).
b) Ia
berusaha untuk hidup dengan hati yang bersih, bijaksana, sabar, dan murah hati
( ayat 6)
c) Ia
terus bersandar kepada Roh Kudus (ayat 6).
d) Ia
berusaha mengasihi semua orang dengan hati yang tulus (ayat 6).
e) Ia
menggunakan senjata rohani dalam membela diri dan menyerang penguasa gelap.
Mengapa Paulus begitu gigih melayani Tuhan sedemikian rupa? Hal itu terjadi karena pekerjaan kasih karunia dan
ia meresponi dengan ketaatan, ketekunan dan kesungguhan. Ia sadar bahwa suatu
kelak harus menghadap pengadilan Kristus. Itulah sebabnya Paulus berusaha, baik
ia diam di dalam tubuh (selama masih hidup di dunia) dan hidup di luar tubuh
(saat kematiannya), hidup berkenan
kepadaNya, 2 Korintus 5:9–10. Semasa hidup, Paulus menggunakan seluruh hidupnya
untuk melayani.
Bagaimana dengan kita ? Setiap kita harus bisa membedakan
antara sarana dan sasaran. Apa yang kita miliki, kesempatan yang ada adalah
sarana untuk sebuah tujuan (sasaran) yaitu hidup melayani sesama atau membangun
jemaat Tuhan. Biarlah rohmu menyala-nyala untuk melayani, Roma 12 : 11.
RENUNGAN
SEPEKAN
SENIN
…………………………………………………………….2 KORINTUS 6 : 1 – 10.
“1 Sebagai teman-teman sekerja,
kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih
karunia Allah, yang telah kamu terima.”
SELASA
…………………………………………………………..1 KORINTUS 3 : 1 – 9.
“3 Karena kamu
masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan
bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup
secara manusiawi?”
RABU
……………………………………………………………..1 KORINTUS 15 : 1 – 11.
“10 Tetapi karena
kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia
yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja
lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih
karunia Allah yang menyertai aku.”
KAMIS
……………………………………………………………2 KORINTUS 5 : 1 – 10.
“9
Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami
diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya. 10 Sebab kita semua harus menghadap
takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut
diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun
jahat.”
JUMAT
………………………………………………………….ROMA 12 : 9 – 21.
“11 Janganlah
hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”
SABTU
………………………………………………………….GALATIA 6 : 1 – 10.
“9
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya,
kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. 10
Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik
kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”