25 Oktober 2020/JL/22
GAYA HIDUP ORANG KRISTEN
Bacaan, Filipi 4 : 4 – 7,
“4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!
Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
Sebagai orang percaya, kita telah ditebus oleh darah
Kristus dan menjadi keluarga Allah. Itulah sebabnya kita harus memiliki gaya
hidup baru. Tujuan gaya hidup baru adalah untuk mencerminkan bahwa kita adalah
anak-anak Allah. Sebagai contoh, seorang jalanan dengan gaya hidup bebas tanpa
aturan dan diangkat menjadi keluarga kerajaan. Ia akan dididik untuk memiliki
gaya hidup kerajaan untuk mencerminkan bahwa sekarang dia adalah keluarga
kerajaan.
Bersukacitalah senantiasa. Ini adalah bentuk Present Active Imperatif
artinya perintah untuk bersukacita senantiasa. Sukacita tidak boleh dikaitkan
dengan keadaan. Kuncinya adalah hubungan orang percaya kepada Kristus. Dasar
sukacita kita adalah “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan”. Kita harus memiliki iman yang teguh bahwa
Allah mengasihi kita, dipihak kita, pembela kita, penolong kita, dan Allah
turut bekerja dalam segala sesuatu mendatangkan kebaikan. Sukacita kita adalah
bentuk kesaksian bahwa kita hidup dalam kebaikan, kemurahan, dan rencanaNya.
Tujuannya adalah supaya orang tertarik kepada Kristus.
Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Orang
percaya harus memiliki kelembutan terhadap orang-orang percaya lainnya sehingga
mereka yang di luar gereja akan melihat dan tertarik kepada Kristus. Kelembutan hati ini juga diterapkan kepada semua orang sebagai
kesaksian bahwa kita adalah ciptaan baru di dalam Kristus. Hanya Kristus yang
dapat mengubah hidup manusia.
Jangan khawatir
tentang apapun. Ini adalah bentuk Present
Active Imperatif artinya perintah untuk terus menerus tidak khawatir. Khawatir bukan gaya hidup orang percaya. Musuh besar damai
sejahtera adalah kekhawatiran.
Jawaban kunci untuk kekhawatiran
adalah doa disertai dengan ucapan syukur. Alkitab mengajarkan supaya orang
percaya harus bertekun dalam doa dan ucapan syukur. Hal ini dinyatakan dalam
FirmanNya karena kemungkinan gaya hidup untuk tekun dalam doa dan ucapan syukur
sudah menjauh dari kehidupan orang percaya. Kita harus memiliki gaya hidup
bertekun dalam doa dan ucapan syukur. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan tetapi
Dia menginginkan persekutuan dan kepercayaan percaya untuk terlibat dalam doa.
Allah telah membatasi diriNya di banyak bidang kepada doa-doa anak-anakNya, “Kita tidak memperoleh apa-apa, karena kita
tidak berdoa” Yak 4 :2.
Damai sejahtera. Dalam ayat 7 disebutkan damai sejahtera
Allah dan dalam ayat 9 disebutkan Allah sumber
damai sejahtera. Yang pertama (Ay.7)
menekankan apa yang diberikan Allah dan yang kedua (Ay. 9) menunjuk kepada karakterNya.
Dapat disimpulkan bahwa bahwa gaya hidup orang percaya
sebagai berikut: bersukacita senantiasa, hidup dalam kelembutan hati, tekun dalam doa dan ucapan syukur,
hidup dalam damai sejahtera bukan dalam keresahan dan kekhawatiran.
RENUNGAN SEPEKAN
SENIN ……………………………………………………………… FILIPI 4 : 2 – 9.
“4Bersukacitalah
senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!”
SELASA ……………………………………………………………. 1 Tesalonika 5 : 12 – 22.
“17Tetaplah
berdoa. 18 Mengucap syukurlah dalam segala
hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
Rabu
………………………………………………………………… YAKOBUS 4 : 1 – 10.
“2Kamu mengingini
sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati,
tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi.
Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.”
KAMIS
………………………………………………………………. LUKAS 2 : 8 – 20.
“14"Kemuliaan
bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara
manusia yang berkenan kepada-Nya."
JUMAT
……………………………………………………………… 1 KORINTUS 10 : 1 – 33.
“13Pencobaan-pencobaan
yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan
manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan
ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”
SABTU
……………………………………………………………… MAZMUR 94 : 1 – 23.
“22Tetapi TUHAN
adalah kota bentengku dan Allahku adalah gunung batu perlindunganku.”