Apa Yang Keluar dari Mulut, Meluap dari Hati
(Matius
12 : 34 – 35)
Jika kita memperhatikan sebuah
iklan minuman kemasan, ada yang mengklaim bahwa air kemasan merk tertentu
diperoleh dari suatu sumber mata air. Berbicara tentang mata air, kita dapat
mempelajari satu hal yang sederhana bahwa apa yang keluar tergantung dari apa
yang menjadi sumbernya, dalam hal ini jika sumbernya adalah mata air maka akan
mengeluarkan air.
Yesus memberikan sebuah ajaran
yang sangat sederhana. Dalam matius 12 : 34 -35, Yesus berkata bahwa “..yang
diucapkan mulut meluap dari dalam hati…”. Disini kita mendapatkan sebuah
pelajaran penting yang sangat sederhana dalam kehidupan kita. Apa yang keluar
dari ucapan kita berasal / bersumber dari dalam hati. Yesus sendiri menekankan
bahwa jika orang tersebut memiliki perbendaharaan (sumber) yang baik , maka
yang baiklah yang keluar melalui ucapannya. Sebaliknya, jika orang tersebut
memilki perbendaharaan yang jahat maka yang jahat akan muncul keluar juga
melalui ucapannya. Disinilah terdapat sebuah formula kehidupan yang sederhana
namun memiliki kekuatan yang luar biasa yaitu apa yang keluar dari mulut
bersumber dari dalam hati.
Ucapan adalah hal yang sederhana
namun powerful. Amsal 18 : 21 jelas sekali menyatakan bahwa “hidup dan mati
dikuasai lidah, siapa yang gemar menggemakannya akan memakan buahnya”. Dengan
kata lain, perkataan berkat akan menarik berkat. Demikian juga hal hal yang
buruk, apabila perkataan buruk yang keluar dari mulut, maka dengan sengaja kita
mengijinkan untuk hal hal yang buruk mulai mengintai kehidupan kita dan mencoba
mencari celah untuk masuk dalam pengalaman kehidupan kita.
Seperti yang sudah dinyatakan di
atas bahwa apa yang keluar dari dalam mulut bersumber dari dalam hati.
Pertanyaannya ialah bagaimana supaya kita semua dapat mengubah apa yang keluar
dari melalui mulut kita agar hanya berkat” saja yang terucap dari hati kita?
Jawabannya sederhana sekali. Di dalam kitab Roma 10 : 8 dinyatakan bahwa Firman
itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu”. Hal pertama
yang perlu kita sadari adalah mengisi hati kita dengan firmanNya. Mengapa
firman harus menguasai hati kita? Kita perlu sadari bahwa alam semesta ini
diciptakan melalui firmanNya dan karena itu alam semesta ini hanya tunduk oleh
firman Tuhan. Maka dari itu, kita perlu mengisi hati kita dengan firmanNya yang
memiliki kuasa yang dahsyat. Ketika hati kita melimpah dengan firman, maka
secara otomatis yang keluar dari mulut kita hanyalah firman Tuhan. Semua janji
janji Tuhan hanya dapat kita temukan di dalam firmanNya. Mengisi hati kita
dengan firman setiap waktu adalah bagian penting di dalam kehidupan kita.
Alkitab mencatat ada dua orang
yang memiliki kecenderungan hati yang berbeda dan menghasilkan perkataan yang
berbeda. Pada akhirnya mereka menikmati hasil yang berbeda sesuai dengan apa
yang ada di dalam perbendaharaan hati mereka masing masing. Tokoh yang pertama
bernama Barzilai (2 Samuel 19 : 31 – 37). Barzilai adalah seorang yang kaya.
Dia merawat Daud saat Daud dikejar – kejar oleh anaknya Absalom. Ketika
peristiwa buruk yang menimpa Daud telah usai, Daud mengajak Barzilai ke
istananya dalam rangka balas budi. Akan tetapi bagaimana respon Barzilai?
Barzilai memberkan respon yang negatif dan pesimis. Barzilai berkata bahwa ia
hanya menjadi beban buat Daud, bahkan Barzilai berkata bahwa ia saja tidak
dapat membedakan apa yang dimakan dan apa yang diminum, bagaimana suara
penyanyi laki laki dan penyanyi perempuan. Hati Barzilai penuh dengan keraguan
karena ia berfokus kepada kemampuan dirinya dimana usianya menginjak 80 Tahun.
Di satu sisi, ada tokoh bernama
Kaleb (Yosua 14 : 6 – 15). Kaleb adalah sahabat Yosua saat mereka bersama –
sama mengintai tanah Kanaan. Di dalam Yosua 14 : 6 – 15, kita dapat melihat
bagaimana Kaleb yang usianya 85 tahun berkata bahwa pemeliharaan Tuhan dahsyat
di dalam hidupnya dan janji-janji
Tuhan melingkupi hatinya. Kaleb bahkan meminta Yosua untuk merestui tindakan
Kaleb yaitu merebut Hebron agar menjadi milik pusaka Kaleb. Dan pada akhirnya,
Hebron menjadi milik Kaleb.
Dari dua kisah yang berbeda
tersebut, kita dapat mempelajari hal yang sederhana namun memilki kekuatan
besar. Prinsip sederhana yaitu apa yang keluar dari mulut bersumber dari hati
inilah yang menghasilkan dampak yang besar dalam hidup kita. Mari kita
renungkan bersama, apa yang sedang mendominasi hati kita? Kekhawatiran kah? Iri
hati kah? Dendam kah? Rasa marah kah? Atau firman Tuhan yang sedang menguasai
hati kita?. Kita perlu mengerti bahwa ucapan kita memiliki dampak yang besar
karena kita adalah orang benar di hadapan Allah. Maka dari itu marilah kita
mengisi hati kita dengan firmanNya, dan di saat yang sama ucapkanlah /
perkatakanlah firman Tuhan tersebut maka kita menikmati apa yang Tuhan
firmankan dan janji-janji
Tuhan dapat kita alami karena kita sepakat dengan janjiNya melalui perkataan
kita. Amin!
Renungan Sepekan :
Senin
_____________________________________ Matius : 12 : 22 – 37
“Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati…”
Selasa
____________________________________ Roma 10 : 4 -15
“Firman itu dekat
kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu."
Rabu
____________________________________ Mazmur 91 : 1- 16
“Engkau takkan takut pada kengerian malam, atau anak panah
yang beterbangan di siang hari, atau wabah penyakit yang berjalan di kegelapan,
atau penghancuran yang menyerang di siang hari.”
Kamis
___________________________________ Mazmur 103 : 1 – 22
“Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa
mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.”
Jumat
____________________________________ Yosua 14 : 6 – 15
“Sekarang, lihatlah TUHAN telah memelihara hidupku seperti
yang dijanjikan-Nya.”
Sabtu
_____________________________________ Mazmur 139 : 1 – 24
“Aku bersyukur
kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kau buat,
dan jiwaku benar-benar menyadarinya.”